Cave Tubing Kalisuci - We Love This Place,,ye ye ye


.


Kiri ke kanan : Zaim, Reza, saya, Danu (duduk), Mas Pemandu, Rina, Krisna

Bulan Oktober 2011 lalu kami rombongan Blackpacker Joss jalan-jalan ke daerah Gunung Kidul. Kami ingin mencoba Cave Tubing Kalisuci disana.Apa itu cave? Gua..yup benar kami susur goa teman-teman. Gua bawah tanah lebih tepatnya.
Apa itu tubing?? Kalau dicari di kamus Inggris-Indonesia tubing berarti pipa karet.Yihaa,,benar sekali, kami berpipa karet (lebih tepatnya ber-ban karet) menyusuri dua goa di sepanjang Kalisuci. Kalisuci itu nama sungai di daerah Gunung Kidul.
Kenapa di namakan Kalisuci?? Disebut Kalisuci karena di Kalisuci terdapat mata air yang terletak disebelah atas aliran sungai yang airnya sangat jernih dan tetap jernih meskipun air sungai keruh ketika musim hujan (http://kalisucicavetubing.blogspot.com/).

Kami berenam.

kiri ke kanan : Zaim,Rina, Krisna, saya, Danu, dan Reza

Ini merupakan jalan-jalan JOSS termahal pertama. Biasanya kami hanya ke pantai, gunung, sungai, air terjun, dan tempat-tempat lain yang tidak terlalu membutuhkan biaya masuk yang besar. Paling banter juga duitnya habis di makanan. Haha.Sebenarnya kalau dibandingkan dengan pengalaman, keasyikan, dan keseruan serta fasilitas yang kita dapat, biaya masuknya tidak tergolong mahal sih. Cuman ya itu tadi, yang biasanya bawa duit 50ribu saja kita bersisa, lhah ini kurang. XD

Per-kepala dikenakan biaya 65 ribu.
Dengan fasilitas :
a. Tiga orang pemandu
b. Alat pengaman (jaket pelampung, deker, ban karet, helm)
c. Kamar mandi
d. Makan siang/sore selepas bermain plus minum (boleh minta es teh loh)
e. Asuransi
f. Akomodasi dari tempat finish kembali ke tempat start

Ban karet, Helm, Deker, Jaket Pelampung,,


Makan siang/sore setelah bermain airr,,hraugh,,

Lumayan kan fasilitasnya? Haha.
Eh, tidak lupa..bawa 100ribu untuk sewa kamera anti air. Enggak asik donk kalau kita udah seru-seruan main air, tapi tidak punya dokumentasi. @.@/. Dokumentasi itu penting kawan. Jadi jangan ragu merogoh kocek lebih dalam. Dari 3 orang pemandu tersebut, seorang akan bertugas mengambil poto-poto kita. Tinggal pasang muka bahagia sajaa. (XD)

Proses Pendaftaran. Kami ngobrol-ngobrol dulu dengan para pemandu.

Kami tiba di lokasi sekitar jam 12-an. Syok dulu dengan biaya masuk karena beberapa teman kami tidak menduga bahwa akan dikenakan biaya sedemikian besar. Haha. Tapi setelah ditimbang-timbang, rugi kalau tidak mencoba, mumpung sudah di sini. Hutang menghutang berlaku. Yang membawa duit lebih menanggung yang tidak membawa duit sepeserpun.

Jam 1-an kami mulai persiapan. Dengan memanggul ban masing-masing kami menuruni semacam jalan setapak dengan tangga seadanya menuju sungai.

Sebelum mulai ber-cave tubing ria, kami diperbolehkan bermain air dulu di tempat kita start. Kami satu per satu menerjunkan diri dari tebing ke sungai di bawah kami. Kyaa,,asik asik asik. Ngeri tapi asiiiiikkkkk,,(>.<)

Berpose sebelum basah,,@.@/

Bermain air dulu,,karena pakai pelampung kami berenang dengan mudahnya,,


Tidur-tiduran di air,,haha

Dan perjalanan pun dimulai.

Mulai menyusuri gua,,ayee ye,,

Seperti di sebutkan di awal cerita, ada dua gua yang kami susuri. Gua-gua bawah tanah. Banyak kelelawar saat kami melewatinya. Berterbangan sedikit terganggu dengan kedatangan kami. Sesekali saat kami tidak melewati jeram, kami diam dalam gelap, merasakan kehadiran para kelelawar. Tapi jangan ditanya kalau pas ada jeram, kami jejeritan girang dan senang.
Sebenarnya selain dua gua yang kami susuri, ada lagi satu gua vertikal yang berpemandangan paling bagus (menurut mas pemandu), ada wacana untuk membuka gua tersebut sebagai wahana wisata juga. Namun dengan pertimbangan 'kemungkinan merusak alam' wacana tersebut tidak terealisasikan. Cukup dua gua saja yang terjamah tangan manusia. (iyaa,,kasihan biota gua-nya kalau sampai kenapa-napa, kelelawar dari dua gua sebelumnya saja sudah cukup terganggu akan keberadaan manusia).

Para pemandu wisata kami sangat peduli dengan object wisata ini karena mereka adalah warga Gunung Kidul. Mereka adalah pemuda-pemuda desa yang dilatih dan diberdayaguna untuk menjaga, merawat, dan mengurus object wisata Cave Tubing Kalisuci. Salut buat kekompakan mereka.

Well, puas dengan perjalanan, poto-poto narsis, jeram-jeram menyenangkan, dan teriakan-teriakan seru, kami selesai. Untuk menuju basecamp finish, kami harus mendaki tebing maut 80derajat. Dibantu dengan tali webbing kami naik terengah-engah. Aih,,dari mandi air, kami jadi mandi keringat. Fiuuuh,,

Di basecamp finish kami disediakan minuman, dengan rakus kami mengguyur tenggorokan setelah terengah-engah di tanjakan. Buset dah. Akhir yang sedikit menyiksa.
Kami menunggu pick up jemputan yang akan membawa kami kembali ke tempat start.
Sesampainya di tempat start, kami mandi membersihkan diri, lalu makaaaaan,,,Horeeee,,@.@/
Menu makanan sih dapat di request, tapi berhubung hari sudah sore, kami adalah peserta terakhir dan adanya hanya penjual bakso, menu kami ya bakso. Haha. Lumayan lah,,bisa mengganjal perut, walaupun kami rindu nasi sebenarnya,

Well, tips kalau ingin berwisata ke Cave Tubing:
a. Siapkan budgetnya ya temann,,jangan seperti kita.
b. Bawa peralatan mandi, kalau ingin cantik sehabis bermain air. Kalau saya sih sudah cantik dari sononya, jadi tidak perlu mandi (:alasan).
c. Bawa minum apa makan sendiri boleh juga. Mas-mas pemandunya asik kok buat ngobrol-ngobrol. Ngobrol saja sama mereka sekalian tawarin makanan plus minuman bawaanmu.
d. Tidak perlu bawa kamera sendiri. Percuma. Enggak bisa dipakai. Kecuali kalau kameranya waterprof. Eh, bawa juga nggak papa, untuk berpoto sebelum dan sesudah. Hehe.
e. Siapkan fisik, karena bakal capek berat.
f. Terakhir,,hmm,,siap-siap ketemu ular. Haha. Bukan menakuti, tapi kenyataannya kami memang ketemu ular di tempat pemberhentian tubing--deket mulut goa yang tidak dijadikan wahana wisata--. Tapi tenang saja, jangan panik, ularnya nggak mendekat kok. 8)

Berpose bersama mas-mas pemandu..

Pepi pernah kesini looooh,,,XD

Well,, begitulah cerita kami. Silakan mencobaaaa. This place is really recommended. @.@/. Yihaaaaa,,,Enjoy your trip then,,(''3) muach,,

Am I? Are You?


.


Apakah kau tahu, setiap tatapanmu seperti meluluh lantakkan segala pertahanan saya?

Tembok beton saya serupa meleleh.

Meleleh akibat angin.

Saya selalu diberi nasehat, jangan menggantungkan perasaanmu dengan persenan tinggi. Beri saja dia 10% perasaanmu. Sehingga bagaimanapun kau diperlakukan kau tetap masih bisa stabil. Dan saya tumbuh dengan sikap hati seperti itu. Untukmu pun, persenan saya sedikit. Benar sekali, otak saya memberimu persenan yang sedikit, tapi apa kata hati saya? Saya kalah. Hati saya enggak mau nurut. Saya melanggar nasehat.

Perasaan wanita itu 10% otak dan 90% hati bukan?

Saya bukan lagi menjadi pribadi saya saat galau. Saya serupa menjadi orang lain, yang bahkan tidak saya kenal. Rasanya menakutkan. Pengaruhmu sedemikiannya. Padahal hanya karena melanggar persenan, saya dihukum seperti ini.

Ketika makan, saya terbiasa ''save the best for the last''.

I think, I’ve saved my best for you. Are you the last for me?

Do you save your best for me? Am I the last for you?

Bagaimana meyakinkan diri saya sendiri? Bagaimana membuatmu meyakinkan saya? Apakah kamu sudah yakin? Sudahkah? Kenapa bisa yakin? Apa yang membuatmu yakin? Ajari saya buat yakin.

Ajari terus.

Ajari sampai saya yakin.

Saya takut.

Bukan terhadapmu, tapi terhadap diri saya sendiri. Terhadap apa yang mampu diri saya lakukan. Entah itu terhadapmu, atau terhadap diri saya sendiri.

*Galau itu bikin dewasa kawan #menenangkandiri