Kabar Terbaru. Apapun itu.


.

Tiba-tiba dihari sabtu yang kurang kerjaan ini saya menengok blog. Baca-baca hal remeh yg dulu pernah saya tulis. Astagah, ternyata posting terakhir blog ini di bulan Oktober 2012. Saya jadi merasa bersalah lama mendiamkannya. 

Alasan mendiamkan sebenarnya cuman satu si.. males nulis. 
Haduh.
Payah yak,, 
Entah kenapa kemampuan menulis saya menurun seiring berjalannya usia. *wakwak, berasa tua*.

Jaman saya SMP dan SMA dulu saya selalu punya kesempatan 'me time' untuk merenung disela sela waktu belajar yang selalu saya gunakan untuk menulis. Nulis tentang apa saja, jaman punya buku harian, saya nulis cinta-cinta monyet. Jaman suka denger radio, saya nulis nulis lirik lagu untuk dihapalkan. Jaman gemar baca cerpen, saya iseng nulis cerpen. Sempet berharap nulis sesuatu yang bagus terus dikirim ke penerbit untuk diterbitkan jadi buku gituuu. Tapi semakin kesini kalau ke toko buku makin banyak aja novel fiktif. Keinginan saya nulis buku jadi surut dengan sendirinya. Soalnya bisanya nulis cuman fiksi. Haha.

Jaman kuliah, haaaahhh,, udah ogah nulis. Palingan blog ini media nulis saya. Itu pun sangat tidak produktif. Tergantung suasana hati. Kalau pas mut-nya dapet, feel-nya dapet, waktu ada,,saya baru deh semangat nulis. 

Terakhir masa kuliah ya dibulan Oktober kemarin. Itu tuh di postingan terakhir. 26 Oktober itu sekitar seminggu setelah saya wisuda. Bahkan cerita wisuda pun enggan saya share. Haha.
Saya malah share tentang kisah percintaan saya. *harap maklum* 8P

Well, untuk update berita mari kita mulai satu persatu.

Pertama tentang kisah percintaan nih.
Kisah angin dan tembok beton sudah berakhir. Kami memutuskan berpisah. Well, sejujurnya angin yang memutuskan berpisah. Si tembok beton si awalnya masih ingin mencoba membuka pintu dan jendelanya, membiarkan angin berhembus kemana pun tanpa berspekulasi apapun. Tapi apa daya jarak kami terlalu jauh untuk bersinggungan. Tembok beton yang teracuni cemburu, angin yang maunya dipercaya tanpa mau berusaha akhirnya gagal, kalah oleh jarak. 

Haha. Jadi disinilah saya. Bersyukur tiap harinya bisa dipisahkan dengan angin oleh Yang Maha Kuasa. Setelah mewek selama seminggu saya mencoba move on. Bahwa ada yang lebih baik menanti saya di masa depan. Ada cerita yang lebih baik yang dipersiapkan olehNya. Dengan cepatnya saya move on. 
Didukung dengan jarak serta lingkungan pertemanan saya yang sangat mendukung, kurang dari sebulan saya move on. Ternyata gampang. Tidak sesulit bayangan saya sebelumnya. *joget joget*

Kedua,
Jarak yang memisahkan angin dan tembok beton itu benar-benar jarak. Jarak dalam artian denotatif. Semenjak Januari saya bekerja di ibukota. Dengan amat berat hati saya mengakui kalau saya satu dari sekian masyarakat pengikut urbanisasi. Hadeh. Jadi penghuni Jakarta dengan segala dukanya kalau ingin mudik. 8(

Ketiga,
Saya itu dewi move on. Jadi setelah benar-benar move on, saya menemukan tempat singgah lagi. Tempat untuk memulai komitmen baru. Kali ini insyaallah menuju tujuan yang jelas. Menuju titik yang sama. Bismillah.

'Memahami' orang itu tidak mudah.
'Mulai memahami' orang itu lah yang mudah. 
Dan yang kita perlukan ditiap hubungan komitmen adalah
"Kerelaan Memahami Setiap Harinya'. 

Sesimpel itu. 
Memahami kemudian lanjut menghargai. Karena tiap orang butuh pemahaman berbeda. 
Saya butuh orang yang tidak pernah lelah memahami saya, segalanya dari saya. Bukan orang yang mudah menyerah, dan kalah karena jarak, karena orang ketiga, karena lelah, karena 'no more butterfly in his stomach' dan karena karena yang lain.

Because you can create your own butterfly in your stomach with a simple reason.
Itulah cinta.
Mungkin.

Sekian update dari saya, update yang bercampur curhat dikitttt.. XD
Saya ingin berjanji untuk produktif mulai sekarang. Karena sebenarnya banyak hal dalam keseharian saya yang ingin saya bagikan. Apalagi hal-hal bermanfaat. Tapi saya takut berjanji kawan. Takut tidak terpenuhi. Doakan saja saya punya mut, punya feel yang tepat untuk nulis yak. 

cy