Kisah Angin dan Tembok Beton
26.Oktober
Saya adalah tembok beton yang bermimpi mampu menahan angin tetap berada di dalam sekat sekat yang saya buat.
![]() |
8D |
SELAMAT DATAAAANGGG!!!!
Saya adalah tembok beton yang bermimpi mampu menahan angin tetap berada di dalam sekat sekat yang saya buat.
![]() |
8D |
liat di : live my life, lopelope
Dulu saat pertama kalinya sadar kalau saya jatuh cinta rasanya masa depan saya dengan kamu cemerlang..berbinar..meradang untuk segera diwujudkan..
Proses..proses..proses..
Kami berproses..
Proses..proses..proses..
Seringnya kami bergelut,,saling menarik,,menahan,,meronta,,mengelak,,bertinju,,beradu,,
Lebih sering memadu..
Lebih sering lagi bercumbu..
Saya tahu kamu..
Kamu entah apakah tahu..
Saya merasa tahu kamu..
Sepertinya saya cuma sering mengadu..
Haaahh..saya menghela nafas..
Lama lama lama..saya berfikir...dan tiba-tiba bayangan masa depan saya dengan kamu memburam..
Padahal saya sayang kamu..
Namun mengapa? Kenapa memburam?
Tolong gosok lagi masa depan saya dan kamu..
Seperti perak yang selalu digosok untuk dipertahankan kilaunya..
Saya butuh kamu untuk tidak menyerah menggosok..
Saya pun akan berusaha untuk digosok dan tidak menyerah pada buram..
Saya takut kamu menyerah..
Tolong jangan..
Jangan menyerah..
Saya sayang kamu.
Itu saja..cukup..
*buat kamu 8)
liat di : lopelope
Angka 2 6 dan 8 merupakan angka yang entah kenapa semacam teriang dan terfavorit saya. Tiap kali melihat rangkaian angka tersebut, pasti dengan sendirinya otak saya merekam memori yang kuat. Jadi berikan saya hafalan rangkaian angka dengan memuat 3 angka tersebut,,cling..langsung hafal coooiii...^^/
Mungkin karena angka lahiran saya yang juga merupakan rangkaian dari 3 angka tersebut yak - 2 6 89
Hari ini Senin tanggal 6 Agustus 2012 *see ini rangkaian angka 6 8 2 - 0 1* Alhamdulillah sidang pendadaran terlaksana dengan sukses. ^^/ horee..
Senangnya hatiku..Riangnya jiwaku..Girangnya otakkuu..syalalalala..
Dan kami akan menjadi Wisudawati ke 128..Ough yeah..*see ini pun rangkaian angka 2 dan 8*
Memang angka keberuntungan oq..XD
Pelaksana sidang pendadaran : saya dan patner saya Indah Noviastuti..*ini penampakannya
![]() |
Cium Patneeer...(''3) muach |
![]() |
Kiri ke kanan : Bundo, Dek Id, Saya, Indah - patner tercinta - ,Kasing, Dek Nad Yossshhh susul kami kawaaan ^^/ |
![]() |
Kiri ke kanan : Pak Bambang, Saya, Indah, Pak Supri dan Pak Djoko |
![]() |
Bersama Pak Djoko ^^ |
![]() |
Cengceremen + Pak Djoko.. |
![]() |
Alhamdulillah..*senyum dan tawa sukses kami.. |
liat di : hepi things, kuliah, live my life
![]() |
liat di : jalan-jalan
liat di : lopelope
liat di : jalan-jalan
Apakah kau tahu, setiap tatapanmu seperti meluluh lantakkan segala pertahanan saya?
Tembok beton saya serupa meleleh.
Meleleh akibat angin.
Saya selalu diberi nasehat, jangan menggantungkan perasaanmu dengan persenan tinggi. Beri saja dia 10% perasaanmu. Sehingga bagaimanapun kau diperlakukan kau tetap masih bisa stabil. Dan saya tumbuh dengan sikap hati seperti itu. Untukmu pun, persenan saya sedikit. Benar sekali, otak saya memberimu persenan yang sedikit, tapi apa kata hati saya? Saya kalah. Hati saya enggak mau nurut. Saya melanggar nasehat.
Perasaan wanita itu 10% otak dan 90% hati bukan?
Saya bukan lagi menjadi pribadi saya saat galau. Saya serupa menjadi orang lain, yang bahkan tidak saya kenal. Rasanya menakutkan. Pengaruhmu sedemikiannya. Padahal hanya karena melanggar persenan, saya dihukum seperti ini.
Ketika makan, saya terbiasa ''save the best for the last''.
I think, I’ve saved my best for you. Are you the last for me?
Do you save your best for me? Am I the last for you?
Bagaimana meyakinkan diri saya sendiri? Bagaimana membuatmu meyakinkan saya? Apakah kamu sudah yakin? Sudahkah? Kenapa bisa yakin? Apa yang membuatmu yakin? Ajari saya buat yakin.
Ajari terus.
Ajari sampai saya yakin.
Saya takut.
Bukan terhadapmu, tapi terhadap diri saya sendiri. Terhadap apa yang mampu diri saya lakukan. Entah itu terhadapmu, atau terhadap diri saya sendiri.
*Galau itu bikin dewasa kawan #menenangkandiri
liat di : live my life, lopelope
liat di : jalan-jalan
Dia dahulu punya adek angkat. Adek ketemu gedhe yang akrab. Jauh sebelum bertemu saya, mereka suka makan bareng, doing something together, saling sms, saling ejek, dan perlakuan akrab lainnya. Yup, dalam masa vacuum of power, dia bahagia-bahagia saja memanjakan sang adek angkat. Sampai hari ketika dia bertemu saya, kami mulai berkomunikasi sampai akhirnya menjalin hubungan yg lebih dari sekedar teman. Beberapa bulan berjalan, saya baru tahu keberadaan sang adik angkat. Well, sesuai cerita dia, sepertinya mereka dekat. Saya yang merupakan orang baru tentunya pengen berkenalan ala kadarnya, setidaknya sebatas saling menyapa tanpa bersua pun tak apa. Saya berusaha menghormati privasi dia dalam berhubungan dengan orang lain tanpa melupakan komitmen yang kami bikin. Dengan berkenalan ala kadarnya kan berarti niatan awal baik.
Walaupun saya dalam hati menarik kesimpulan bahwa kedekatan mereka kurang wajar. Bukan, bukan ‘kedekatan mereka’ tapi lebih kepada ‘perlakuan si-adek angkat terhadap dia’ yang terasa kurang wajar. Suka ngajak main bareng, suka memulai sms, suka membuatkan makanan dan mengantarkannya ke kos dia, dan suka hal-hal lain yang menandakan sikap seorang wanita yang berharap diperlakukan lebih. Mengetahui dan menyadari hal itu bukannya membuat saya cemburu. Ahai, saya juga pernah bertepuk sebelah tangan kawan. Kalau saya jadi si adek, saya pun tidak akan rela bila mas angkat saya berubah setelah punya pacar. Tapi kalaupun saya jadi si adek saya juga akan tahu diri dan menjauh (kalau memang terlalu dekat). Jadi si dia saya wanti-wanti supaya berhati-hati dalam menyikapi kebaikan si adek, siapa tahu si adek memang berharap lebih, dan penerimaan dari si dia bisa disalah artikan. Wanita itu rapuh. Haha.
Menyadari semua hal itu, saya benar-benar rela kalaupun mereka bersenang-senang bersama saat saya jauh (saya dan dia LDR). Yah, nggak 100% sih, setidaknya saya tetap menuntut kabar.^^
Keinginan saya sih, kami dapat dolan bareng. Kalau si adek menganggap si dia sebagai mas-nya, ya saya iri dong, pengen diperlakukan sebagai mbak-nya pula.
Sampai suatu ketika si adek jadi teman facebook saya. Lega rasanya. Keberadaan saya seolah dihargai. Namun, kelegaan tidak terjadi lama, status-statusnya entah mengapa sering menyentil saya, sering menjurus, dan sedikit membuat saya gerah. Hampir itungan 5 bulan (seingat saya) kami berteman, dan tiba-tiba we’re unfriend. Uwow. Saya cari di daftar teman si dia pun si adek tidak ada. Kenapa anak ini, pikir saya.
Setelah perubahan status pertemanan itulah sms-sms dari si adek membanjiri inbox si dia. Aneh. Suka uring-uringan sendiri, menperingatkan sesuatu yang tidak jelas, baikan sendiri, uring-uringan lagi, dan tiap waktu solat datang, si adek dengan rajin mengajak solat si dia. Haaaa,,sebagai pacarnya saja saya tidak serajin itu. Saya jadi terganggu. Si dia lempeng-lempeng saja. Males menanggapi katanya. Jadi dia diam saja. Hoo, tidak selamanya dia itu emas.
Your pass will never be bigger than your future,,
Woaaaa,,,saya seperti menemukan suatu mantra sakti sehabis membaca kalimat di atas. Sangat sesuai. Perfect. Tepat sekali kawan. Iya. Saya memang akan menulis sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu.
Saya dan dia pernah berselisih tentang sesuatu menyangkut masa lalunya. Sesuatu yang berhubungan dengan kapasitas memori harddisk. Hanya beberapa Kb sih, tapi itu sangat amat mengganggu. Saya yang orang baru dikehidupannya merasa bahwa ‘Apa untungnya menyimpan ‘sesuatu’ itu? Hapus saja. Itu tidak berguna, wong ya nggak bakal dibuka lagi (atau diam-diam masih suka dinikmati?). Bukannya dengan menghapusnya bakal memberi ruang tambahan bagi memori baru. Bukannya dia sudah sama saya. Kenapa kenapa kenapa? Kenapa ‘sesuatu’ itu masih saja disimpan. Saya marah. Saya menuntut penjelasan, kalau bukan disimpan dengan hati, berarti ada logika dibalik penyimpanannya. Dan pembenaran darinya keluar. Dia menyimpan karena ‘ini’ ‘itu’ dan blah blah blahh… Akhirnya saya kalah, bukan karena menerima penjelasannya, tetapi lebih kepada ‘bahwa saya malas bertengkar gara-gara hal yang--lama-lama-saat-saya-berpikir-- kok tidak penting.
Perselisihan ditutup dengan saya menangis dan menyerahkan semuanya kembali kepadanya. Terserah saja mau dihapus, disimpan, dibuka-buka lagi (asalkan saya tidak tau) atau aktivitas apapun, saya akan mencoba tidak peduli. Itu kata saya kepadanya. Padahal dalam hati, sungguh saya sangat terganggu dengan ‘sesuatu’ itu.
Menurut pendapat saya kok tidak penting sekali menyimpan ‘sesuatu’ seperti itu. ‘Sesuatu’ itu terlalu detail untuk disimpan. Saya membencinya.
Masa lalu dengan seseorang. Well, saya kok lebih suka mengingatnya sebagai suatu rangkaian mozaik yang blur. Tidak perlu diingat terlalu detail. Tidak perlu menyimpan ‘sesuatu’ yang terlalu detail.
‘Sesuatu’ itu bukan barang loh kawan. Makanya saya mencak-mencak.
Bukan hal yang biasa untuk disimpan. Makanya saya protes.
Cuman hal yang cukup dikenang saja. Makanya saya heran.
Perselisihan selesai, saya diam. Tapi kadang terusik untuk mengungkit. 8D
Kemudian tiba-tiba saja malam ini saya punya pemikiran lain.
I think that I can deal with it.
Saya menemukan pemahaman bahwa masa lalu itu ya masa lalu saja, masa lalu ada dan akan selalu ada, bagaimanapun masa lalulah pembentuk masa depan. Tanpanya saya tidak akan bertemu dia. Tanpanya mungkin akan beda cerita. Jadi hormati saja masa lalu, wong ya itu sudah berlalu.
Your pass will never be bigger than your future.
Seperti rangkaian kalimat dalam bukunya Ucu Agustin--Being Ing (tidak persis sih, seingat saya saja yak) :
Berjalan meninggalkan masa lalu itu seperti saat kita menghadap cermin kemudian berjalan mundur. Pertama kita akan menatap bayangan diri kita lengkap dan jelas. Namun saat langkah mundur kita semakin menjauhi cermin, bayangan kita akan semakin kabur 'blur' tidak jelas lagi, dan kemudian kita tidak lagi berjalan menjauhinya tetapi berjalan berbalik, dan dengan mantap melangkah ke depan.
It would just freeze at the corner of memory and silence. Jadi tidak perlu diusik. Biarkan saja. Tidak perlu curiga. Haha.
liat di : jadi bijak, lopelope
liat di : jalan-jalan