Kunjungan ke Sam Poo Kong


.


Sam Poo Kong..
Atau Gedong Batu adalah sebuah kuil Tionghoa yang terletak di daerah Simongan, Semarang, Indonesia. Tempat ini konon dulunya adalah tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah asal Tiongkok yang beragama Islam.(Wikipedia)

Kunjungan pertama saya ke Sam Poo Kong
Hari Jumat (9 Maret 2012) kemaren adalah kunjungan kedua saya ke Sam Poo Kong. Dulu dikunjungan pertama, saya hanya numpang poto-poto dilatarnya yang luas itu.
Dengan membayar 3 ribu rupiah+seribu untuk biaya parkir motor, saya malas membayar lagi demi melakukan Ciam Si--Ramalan Ciam Si merupakan sejenis permainan meramal nasib yang didasarkan dari 100 kertas syair yang tersedia, yang setiap saat dilaksanakan jika berada di Klenteng. Ramalan Ciam Si ini juga sebagai media untuk mengetahui peruntungan nasib dari seseorang, dimana biasanya orang yang bersangkutan harus terlebih dahulu mengikuti aturan tradisi yang ada dengan cara mengocok batang bambu kecil, menyerupai sumpit berukuran sekitar 10 cm yang diletakkan di dalam sebuah wadah gelas, dimana setiap batang bambu tersebut memiliki nomor yang sudah disesuaikan dengan jumlah kertas syair (Sumber: mbah google)
Kenapa saya males? Haha,,kantong saya terlalu cethek untuk dirogoh duit 20rb sekali masuk, biaya itu kalau kita nggak bawa dupa loh, kalau bawa dupa beda lagi, kita cukup membayar 10rb untuk beli dupa, dan dengan menenteng-nenteng dupa itu 2 orang boleh masuk ke area Ciam Si yang berisi 4 bangunan klenteng.
Well, singkat cerita, karena masih penasaran dengan ramalan Ciam Si, junior saya—sebut dia Dek Nad—merengek minta diantar lagi ke Sam Poo Kong.
Berempat kami datang. Saya, Dek Nad, Ulli, dan Dek Iid.


Kiri ke kanan : Ulli, Saya, dan Dek Nad

Berposeee,,haha
Bangunan klenteng pertama menolak kami, kami ditunjuk agar menuju bangunan paling pojok. Suhu disana sedang tidur-tidur ayam saat kami datang. Dengan tidak sopannya kami membangunkan beliau. Saat membuka mata, beliau langsung bertanya dengan nada gahar : ‘ Apa tujuan kalian kemari?’
‘Glek’
Dengan muka bodoh dan polos kami berkata bahwa kami ingin diramal. Haduh, benar kata bapak satpam yang menghadang saat kami akan masuk, kalau kami tidak serius dengan Ciam Si kami, suhu di sana tidak akan menerima kami. Mendengar jawaban bodoh kami, sang suhu malah mengajak kami ngobrol—woo, bukan ngobrol, tepatnya kami dinasehati--.
Beliau menolak men-Ciam Si kami. Beliau bilang karena kami masih mahasiswa, masih belum saatnya diajak tua dengan hal-hal yang berbau ramalan seperti ini. Kami disuruh belajar 3 hal terlebih dahulu, yaitu : Kentut, Kencing, dan Berak. Haha. Maaf atas sebutan kasar saya. Kalau kami sudah mahir 3 hal tersebut, kami baru boleh kembali untuk melakukan Ciam Si.
‘Ebuset, kalau 3 hal itu mah kagak usah diajari, bayi pun bisa.’ Jawab saya.
Beliau langsung menyuruh saya menepuk perut dan pergi berak sekarang juga. Hoo, mana bisa cobaaa. (>.<)
Makanya dilatih, sahut beliau. Dilatih pun juga susaaaaah, pikir saya. Itulah, 3 hal tersebut datangnya dari Allah, kalau Allah belum menyuruh kita kentut, kita tidak akan kentut. Tidak bisa kentut kita bisa dirawat di rumah sakit loh (>.<). Sama pula dengan kencing dan berak.
Ternyata 3 hal tersebut punya suatu filsafat. Tuhan—Allah—tidak menciptakan 3 kegiatan tersebut tanpa maksud. ‘Kita diperingatkan setiap harinya dengan cara yang halus.’kata sang suhu.
Ada 3 wujud benda di dunia ini menurut ilmu IPA yaitu : Padat, Cair, dan Gas.
Kentut mewakili perwujudan Gas. Tidak dapat disentuh tetapi ada. Mirip seperti hati kita yang tidak terlihat tetapi ada. Kita kentut supaya badan kita bersih dari zat-zat beracun, berarti kita juga harus ‘kentut’ untuk membersihkan hati kita dari perasaan2 buruk. Jangan menyimpan perasaan yang dapat melukai hati kita.
Kencing mewakili perwujudan Zat Cair. Otak kita terdiri dari hampir 80%-nya air. Dengan kita ‘kencing’ kita membuang pikiran-pikiran buruk yang mengendap dalam otak.
Dan yang terakhir Berak. Kita jarang, bahkan hampir tidak pernah berak tanpa kencing bukan? Bahkan pertanda awal kita akan BAB, kita pasti kentut dahulu. Ini menunjukkan bahwa “Dengan hati yang bersih, pikiran yang positif, maka badan kita akan dengan sendirinya sehat untuk melakukan perbuatan yang baik”. Iyap, berak itu mewakili perwujudan benda padat. Badan kita adalah benda padat, karena kita tercipta dari tanah yang merupakan benda padat.
‘Kentut’, ‘Kencing’ dan ‘Berak’ dalam tanda kutip bisa dilatih dengan lebih mendekatkan diri ke Sang Pencipta.
Saya tertegun mendengar penjelasan panjang lebar sang suhu. Uwow. Saya tidak pernah berpikir begitu. Selama ini saya kentut ya kentut saja, kencing ya kencing saja, BAB ya BAB saja. Tidak menyangka bahwa ritual belakang itu memiliki arti. Well, terlepas dari apakah itu adalah arti yang dipas-paskan sehingga menimbulkan pemikiran atau bukan, saya tidak peduli. Saya pikir perkataan suhu ini hebat.
Saya akan berusaha. Berprasangka baik, berpikiran positif, dan berlaku baik. Yosh,,@.@q

Yosh!!