0
grenengan
Kisah Lumut. Kamu.
undefined
06.Januari
06.Januari
Selamat datang 2014!!
Sudah dari lama saya ingin menulis tentang kamu. Lumut. Tapi saya sengaja menundanya, saya menunggu, melihat bagaimana kamu selama sekitar 6 bulan bersama saya. Saya review dulu. Pantaskah cerita kita saya share. Tentang bagaimana kita saling dipertemukan.
Kisah Tembok Beton dan Lumut
Tembok beton
menemukannya.
Tumbuh tersembunyi di
sudut dingin luasan.
Tumbuh dengan
sendirinya.
Tanpa peringatan,
kurang ajar.
Disaat angin
berhembus kencang dan memporakporandakan keadaan, dengan cuek sporanya muncul.
Menempel di sudut. TUmbuh perlahan, pelan-pelan mengekspansi tiap m2.
….
Tembok beton jatuh
cinta.
Entah siapa yang
girang, si tembok beton yang menemukan teman atau lumut yang menemukan tempat
nyaman.
Februari 2013
Bertemu karena ketidaksengajaan. Yak, sebagai warga baru
ibukota saya mulai mencari komunitas pertemanan, saya butuh sekelompok orang
yang bisa menjadi tempat pelarian saya kala bosan dan penat dengan kerjaan.
Untunglah kawan SMA saya mengajak naik gunung bersama teman2 kampusnya. Tanpa
ajakan dua kali, saya setuju ikut. Sebodo amat kalaupun saya hanya kenal satu
orang. Kan bisa kenalan, pikir saya waktu itu.
And you were there.
One of his friend.
Nope, saya tidak
berpikir apapun. Saya hanya tertarik berteman. Saya bahagia punya mereka. Saya
bahagia menjadi bagian dari mereka.
Kamu..
Kata yang lain si tertarik dengan saya. Haha. *narsis*
Tapi semua tau, saya ada dikisah lain, saya masih setia
berada dikisah yang lain. Penuh penghormatan, sama sekali tidak ada upaya
menikung. Bahkan saat kamu mengungkapkan pun, kami saling berjanji menjadi
kawan. Tidak lebih. *tos*
Mei 2013
Kisah yang saya upayakan untuk berhasil nyatanya harus
gagal. Saya harus terima kenyataan. Dan entah kenapa beberapa hari setelah
nangis darah saya menghubungi kamu. Apa yang menggerakkan saya? Saya juga
heran. Pelarian? Sepertinya iya, saya butuh teman. Dan kamu bisa menjadi
pendengar yang baik. Saya butuh pendengar yang baik kala itu.
Mulailah semesta memainkan perannya.
Saling tukar kabar, tukar cerita, sampai akhirnya ada
kebutuhan saling mendengarkan. Saya nyaman saat bersama kamu. Lingkungan main,
pertemanan, kerjaan, bahkan keluarga kamu kenalkan semua ke saya. Saya bahagia.
Berasa menjadi bagian berharga hidup kamu. Sedikit bangga.
Juni 2013
Juni 2013
Yup, I do. Oke,
mari kita coba.
Berbekal rasa nyaman dan aman, saya rasa dicintai itu lebih
menyenangkan.
November 2013
I’m in love.
Absolutely.
You.
A whole package.
Di bulan inilah saya sadar, sepenuhnya, bahwa saya jatuh
cinta padamu. Semuamu. Satu paket. Kepribadian, lingkungan pembentukmu,
kenyamanan yang selalu saya rasakan, dan yang pasti rasa aman.
FYI. Saya benci perselingkuhan, sangat, bahkan setitik nila
rusak susu sebelanga, saya gampang insecure,
saya akui itu. Hal-hal yang sedikit mengarah kesana bisa menjadi bencana. Saya bukan
tipe pencemburu, tapi sekalinya saya merasa ada yang tidak beres, saya
berinsting. Dan pengalaman pahit membuatnya lebih parah.
Kamu? Insyaallah bukan pribadi seperti itu. Saya menguji
cobamu dulu selama hampir 5 bulan sebelum saya benar2 jatuh cinta padamu kan? Haha.
Bismillah.
Semoga kamu yang terbaik yang dipersiapkan Allah untuk saya.
Semoga semesta yang berkonspirasi menemukan kita tidak kecewa dengan cerita
yang kita tulis. Amin.
Lucu saat sadar bagaimana semesta bekerja sama membuat kita bahagia. Angin memang berhembus meninggalkannya, namun karena angin pula spora lumut datang turut menempel di tembok beton.
Yak. Lunas sudah janji saya untuk bercerita tentang kamu.
Jangan besar kepala ya..^^