ternyata wanita dan pria memang berbeda,,,


.

Fiuuuuhhh,,,percuma saya nangis-nangis sampai berdarah darah dan marah-marah nggak jelas beberapa hari belakangan ini.
Hah,,baiklah, saya akan sedikit bercerita tentang jalinan komitmen yang telah saya jalani hampir 4 bulan.
Sebulan pertama hubungan kami memang hangat-hangatnya. Tiap hari ada saja bentuk perhatian yang tercurah darinya. catat: bukan dari saya, karena pada saat itu saya masih nge-henk,,masi nggak percaya klo saya sedang menjalin sebuah hubungan, jadi saya lempeng-lempeng saja.haha.
Sebulan berikutnya kita nggak ketemu sama sekali karena dia pulang kampung, liburan semester, saya pun di solo dengan tenang dan damai.
Sebulan setelahnya masi lumayan, hangat kuku-kuku,,tapi lama2 mendingin, saya yang mulai sadar kewajiban saya sebagai pasangan mulai melangsa, karena tiap mengirim kabar lewat sms dengan sedikit manja--well, not me actually--cuma dibalas dengan bahasa yang singkat padat dan jelas. Sms balasan yang tanpa emosi. Saya jengkel, saya mencak-mencak tidak terima. Frekuensi ketemuan kita pun jarang. Pikiran saya semakin meliar. Mulai berpikir yang tidak-tidak. merasa tidak dihargai. Pengennya mengakhiri hubungan.
selama hampir di bulan ke-3 saya selalu seperti itu. berpikiran macam-macam. Tapi nggak berani doing action. saya hanya mencak-mencak dihadapan temen-temen wanita saya. Sampai akhirnya, dipuncak ketidakpercayaan saya menangis. Malu sebenarnya mengakuinya. xixi,
Saya yang selama 3 tahun di semarang tidak pernah menangis, sekarang mewek nggak jelas. Merasa bodoh sekarang. Saya menangis, bukan karena menangisi 'dia' tapi lebih ke menangisi 'hubungan kita'. kalau pun memang sudah berakhir mbok ya segera di akhiri, saya nggak tahan digantung, begitu pikiran saya saat itu.
Hingga suatu hari, seminggu yang lalu, saya tidak tahan. Saya harus bertemu dengannya, sekedar melihat apa memang ada yang perlu saya pertahankan.
Tapi, saya syok.
Begitu bertemu, bukannya keluar kata-kata marah malahan saya jadi baik hati dan bersimpati melihatnya mengerjakan tugas.
Kita bercanda lagi. seperti tidak ada masalah.
Saya si tetap protes dengan caranya memperlakukan saya. Tapi mendengar alasannya saya kembali luluh. Kalau memang tidak ada yang perlu dicemaskan, mengapa saya harus cemas?
Membuat lelah pikiran saja.
well,,yang jelas, selama saya berpikiran buruk dan paranoid, 'dia' malah santai.
Menandakan bahwa wanita memang beda dengan pria kan??
well,,setidaknya cobalah untuk tidak sesantai itu menanggapi rasa frustasi wanita.

Pernah kejadian, saat dia pulang dari liburan kampung halamannya, dia bertanya 'mau oleh-oleh apa?' dan saya jawab 'kedatanganmu adalah oleh-oleh terindah' walaupun sebenarnya berharap dia tetap memberi oleh-oleh. Tapi apa yang terjadi?? dia kembali k Semarang benar-benar tanpa oleh-oleh untuk saya. hiks. sesak rasanya. tapi mau apa lagi, saya juga nggak bisa protes, lha wong saya yang salah. hah,,,

well,,bertahan sampai kapan y hubungan ini??
fiuhhh

cy

  1. hhhahaha..cerita neng rully menarik sekali,,,, same to me...hehehe
    .
    wanita emang maunya dimengerti,...

  1. haha,,,
    mereka memang menyebalkan,,,